Mendaki Puncak Mahameru (bagian 1)


Pendaki gunung mana yang tidak tertarik mendaki gunung semeru? hampir tidak ada menurutku. Bahkan bagi mereka yang sudah pernah berulang kali menggapai puncak mahameru pasti ingin mengulanginya kembali saat ada kesempatan. Lagi dan lagi.

Ya! Semeru memang mempunyai pesonanya sendiri. Entah itu trek perjalanannya, lansdscapenya, danau ranu kumbolonya dan puncak abadi para dewa mahamerunya.

Sebenarnya sejak SMA medio 2000-an aku ingin sekali mendaki gunung ini. Namun saat itu informasi tentang pendakian gunung memang sangat sedikit dan hampir tidak ada. Satu-satunya informasi ya bisa didapatkan dari teman atau seseorang yang pernah kesana. Tidak beruntungnya aku tidak punya lingkaran pertemanan yang pernah kesana.

Dan setelah berpuluh tahun lewat, akhirnya kesempatan itu datang juga.

Berawal dari informasi saat gunung semeru akan dibuka setelah hampir setahun harus ditutup karena kebakaran dan dilanjut dengan pandemi covid19. Semua menjadi heboh terutama di sosial media. Semua tidak sabar untuk kembali mengunjungi semeru. 

Awalnya aku tidak terlalu excited, mengingat baru beberapa waktu lalu aku mendaki ke gunung lawu. Lagipula ada aturan bahwa pendaki hanya mempunyai batas waktu dua hari satu malam. Walaupun ini memungkinkan bagiku tapi tentu kurang nyaman terutama apabila kita ingin lebih menikmati suasana gunung ini.Fisik terutama pasti akan diperas habis-habisan dengan durasi waktu itu. Tapi peraturan tetap peraturan bukan?

Tapi kemudian sepupuku si Fais menghubungiku dan mengajakku untuk ke semeru. Sebenarnya dia sudah beberapa kali mengunjungi semeru tetapi tidak sampai puncak. Kali ini dia ingin sekali menuntaskan perjalannya ke puncak mahameru. Sebenarnya sudah banyak juga temannya yang mengajak tapi entah kenapa dia ingin pendakian kali ini dengan suasana syahdu dan sepi. Tanpa rombongan dengan jumlah besar. Oleh karena itu dia mengajakku dan satu rekan pendaki lagi yang memang karibnya dan kebetulan aku juga kenal karena selain adik angkatan kuliah di jurusan desain komunikasi visual universitas negeri malang juga teman satu kost dulu di teramblaz. Excel namanya.

Pendakian gunung semeru dibuka pada tanggal 1 Oktober 2020 dan kita sepakat untuk mendaki pada hari kedua yaitu tanggal 2 Oktober tepat di hari Jumat. Kita khawatir apabila kita mengambil sabtu minggu dipastikan kita akan kesulitan saat pendaftaran online karena jumlah pendaki pasti akan membludak. Kebetulan juga hari jumat kita sama-sama hari off. Ya sudah gas saja!

Dan yang aku khawatirkan terjadi juga. Tampaknya traffic ke website pendaftaran sangat padat. Berulang kali kita mencoba selalu gagal. Kami akali dengan membuka beberapa browser dalam satu waktu juga tetap tidak berhasil. Sedari pulang kerja sampai malam juga tetap tidak berhasil. Aku menyerah. Eh ternyata pada pagi hari ada pesan dari fais yang mengabarkan bahwa pandaftaran kita berhasil juga tepat waktu shubuh tiba. Luar biasa effortnya hahahaha.......

perjuangan daftar online

Fix! Mahameru! Kami akan datang!

Saatnya persiapan. Selain berkas administrasi yang telah kami setorkan kami juga harus mengisi daftar perbekalan yang akan kami bawa karena nantinya akan dihitung untuk sampah yang dibawa turun. Untuk perlengkapan aku tidak membawa tenda dengan pertimbangan berat beban yang akan kubawa. Aku cukup membawa satu lembar flysheet 3x3 yang bisa aku bangun menjadi bivak berbekal video tutorialnya barkah yang a-nya tiga.

berkas perbekalan

Singkat cerita. Semua perbekalan sudah siap. Kami berangkat dari Gresik hari kamis 1 oktober 2020 sekitar pukul 5 sore dengan mengendarai motor matic Suzuki Addressku. Sebetulnya Fais ingin kita mengendarai motor masing-masing. Tetapi dengan pertimbangan efisiensi dan fisik terutama ketika pulang nanti, akhirnya rencana itu urung juga. 

Sempat beristirahat di Lawang, dan bertemu dengan rombongan pendaki asal surabaya yang ingin mendaki gunung arjuno. Akhirnya kami sampai di Malang sekitar pukul 9 malam. Tujuan pertama kali adalah rumah mertua Excel di daerah sulfat. Rupanya excel sendiri juga baru saja datang dari Blitar. Sebetulnya kami ingin langsung malam itu menuju ranu pani, tapi karena masih sama-sama capek dan excel sendiri cukup ngeri apabila naik motor malam-malam. Takut ada hantu katanya hehehe jadinya kita undur besok pagi saja. Kelar sejenak berbincang-bincang, Aku dan fais menuju ke rumah temannya fais yang lain yaitu samid untuk mengambil tarp tent milik fais yang dipinjam olehnya. Nantinya tarp tent ini aku gunakan dan flysheetku aku tinggal. Di rumah samid inilah kami numpang bermalam sekalian. Ah iya! karena rumah samid ini cukup tinggi. Gunung semeru tampak gagah berdiri disana. Membuat aku gugup sekaligus gembira.

penampakan semeru dari kota malang

Paginya, setelah menunggu excel di depan perumahannya, kami berangkat menuju ke ranu pani. Sebetulnya menuju ranu pani menggunakan motor matic tidak disarankan karena tanjakannya cukup curam. Entah beberapa kali aku dan fais harus turun secara bergantian agar motorku kuat menanjak. Di perjalanan kami juga bertemu dengan pendaki yang sempat kesulitan dengan motornya. Mau saling tolong menolong tapi sama-sama dalam kesulitan hehehehe.....

Setelah melewati tanjakan yang berliku, akhirnya sampai juga kami di jemplang. Sebuah pertigaan yang menghubungkan jalur menuju ke gunung bromo dan gunung semeru. Sangat indah. Landscape yang terpampang bukan main mempesonanya. Pantas saja film 5 cm tidak lupa memasukkan adegan di spot ini ^_^.

salah satu sudut landscape jemplangan

selfie dulu lah


Dari jemplangan, ke arah kanan sudah sampai di kawasan ranu pani. Sampai disana suasana sudah cukup ramai  tetapi tidak terlalu berjubel. Maklum saat ini jumlah pendaki hanya dibatasi 250 orang saja setiap harinya. Pantas saja, si fais bela-belain begadang agar dapat kuota hehehe....Kelar registrasi, mendapatkan briefing kami memarkir kendaraan dan mencari sarapan dulu di warung sekitar sana sekaligus membeli bekal untuk makan siang.

suasana ranu pani di pagi hari

suasana briefing


yok semangat yok!

Oh ada yang lucu. Ada dua orang pendaki dari benowo Surabaya yang ternyata tidak diperbolehkan masuk jalur pendakian walaupun sudah melakukan registrasi online. Usut punya usut ternyata ketika registrasi, mereka hanya mendaftarkan dua orang saja. Padahal jumlah minimal satu rombongan adalah tiga orang. Alhasil mereka harus mencari satu orang lagi dari warga sekitar. Ah! ada ada saja....

Dan tepat pukul 10 pagi tanggal 2 oktober 2020 pendakian gunung semeru kami mulai.

bersambung bagian 2



Komentar

  1. Muda berkelana...tua bercerita.....Saya ke Mahameru Alkhamdulillah 2x dan nyampai puncak....

    BalasHapus
    Balasan
    1. wah mantab sekali, memang semeru punya pesona tersendiri

      Hapus

Posting Komentar