Allround vs Specific


Sebetulnya bingung juga aku memberikan judul untuk tulisan ini. Allround disini aku menafsirkan sebagai seseorang yang menguasai atau..jangan menguasai deh tapi pernah berkecimpung di banyak bidang secara simultan dengan waktu yang relatif pendek dan specific mengacu pada orang yang hanya bertahan dan mengusai satu bidang saja tetapi dalam jangka waktu yang lama.

Kenapa aku menambahkan VS atau versus diantara keduanya?

Ya memang karena aku ingin membandingkan kedua karakter tersebut dalam menyikapi suatu hal dan permasalahan. Serta kemudian apabila dikemudian hari kita diharuskan mengikuti salah satu dari keduanya, mana yang akan kita jadikan sebagai pedoman. Tetapi hasil perbandingan kita ini nanti pastinya bukan hal yang absolut karena keabsolutan hanya milik Tuhan Y.M.E ^_^

aelah..mendadak religius gini...hehehe

Oke, sebetulnya tulisan ini berangkat dari kekaguman salah satu teman/ rekan kerja terhadap salah satu tokoh di sosial media. Kebetulan tokoh tersebut diundang di salah satu Podcast Youtube yang terkenal dan sering menjadi lahan klarifikasi. Udah ketebak kan pasti? Tokoh ini sangat pintar memberikan opini yang mudah sekali diterima oleh publik terhadap suatu hal. Usut punya usut ternyata latar belakang tokoh ini sangat fenomenal. Pernah jadi pengusaha, pernah jadi intel dan lain sebagainya. Karena latar belakang inilah sumber kekaguman tadi muncul.

Entah kenapa melihat itu pikiranku langsung terusik dan penuh tanda tanya bermunculan.

Pasti banyak alasan donk kalo seseorang mempunyai banyak profesi?

Apakah memang karena unsur minimnya kompetensi? faktor dislike dari rekan kerja di lingkungannya ? atau memang karena faktor loyalitasnya yang patut dipertanyakan?

Oke kalau pertanyaan-pertanyaan diatas tidak mewakili, ada satu yang pasti. Pengetahuannya akan satu bidang secara kaffah bukanlah sebuah kepastian. Jelas, apa yang bisa kita pelajari dari rumitnya dunia usaha kalau kita hanya berkecimpung 3-5 tahun untuk kemudian terjun ke bidang yang sama sekali berbeda. Pertanian misalnya. Atau apapun itu.

Karena profesi adalah sebuah panggung puncak manusia untuk beraktualisasi diri. Untuk mendapatkan sebuah profesi, entah berapa banyak uang, air mata dan darah orang tua untuk menyokong pendidikannya? Ada berapa banyak asam garam pengalaman yang dimakan dan dimuntahkan hanya untuk menyandangnya?

Jadi sebuah keniscayaan seorang manusia dengan mudah bergonta-ganti profesi secara profesional. Kecuali kita adalah Frank Abagnale dalam film Catch Me If You Can....

alias penipu hehehehe..........



Konklusinya apa? Ya....mending neh ya kalau minta pendapat terhadap suatu hal, yang pasti-pasti aja deh! Tanya kepada pakar yang berkompeten!

Tentang COVID 19 ya minta pendapat dokter donk, atau minimal petugas kesehatan! Jangan tanya pesulap atau tukang gebuk drum! halu ntar hehehe..






Komentar