Mendaki Gunung Penanggungan (bagian 3)



Di puncak bayangan, kami mendapatkan lahan camp yang strategis karena dikelilingi semak-semak tinggi dan pepohonan. Tak butuh waktu lama tenda sudah didirikan. Faiz dan Alvin masing-masing menggunakan tenda dengan kapasitas 1P, sedangkan istriku dan abel anakku di tenda tersendiri begitu pula denganku dan afif. Karena musim liburan, kawasan puncak bayangan penuh dengan tenda-tenda pendaki terutama menjelang malam tiba.

Untuk makan malam kami memasak mie instan, menanak nasi dan menggoreng nugget sebagai lauk. Karena pertama kali ini kami menanak nasi di gunung jadinya ya begitulah. Nasi yang kami masak masih agak keras karena kami juga harus menghemat air. 

Tips mendaki gunung tanpa sumber air adalah hindari makanan pokok berupa nasi karena untuk menanaknya tentu membutuhkan air yang lumayan banyak sih. Mending bawa roti untuk dibakar dan potongan beef sebagai proteinnya.

jam 5 pagi setelah cukup beristirahat kami mulai summit ke puncak prawitra dengan ketinggian 1653 mdpl. Berbekal air minum satu botol dan camilan. Karena pernah ke puncak Gunung Arjuno dengan ketinggian 3339 mdpl beberapa kali aku agak meremehkan juga sih Gunung Penanggungan ini. Hasilnya? Ya ceritanya ada di bagian sebelum ini.

Oleh karena itu summit ini aku tidak ingin mengulangi kesalahan yang sama. Diam sejenak sebelum melangkah sembari berkonsentrasi sembari mencoba berkomunikasi dengan alam bahwa kita menghomatinya adalah sebuah keharusan. Karena matahari sudah mulai bersinar, ketika summit kami tidak perlu mengenakan headlamp karena jalur sudah terpampang nyata. Agak nyiut juga nyali melihat bentangan alam sedemikian rupa. Tanjakan demi tanjakan terlihat jelas untuk kita taklukkan. 

Setelah beberapa menit, abel minta berhenti. ternyata dia kebelet buang air besar. Terpaksa deh mlipir ke samping mencari tempat yang pas hehehe.....

Kelar buang air besar, kita mulai melangkah lagi. Jalan yang terjal, berbatu dan curam kita jumpai mulai dari puncak bayangan sampai puncak sesungguhnya. Berulangkali kata-kata penyemangat keluar dari mulut istriku untuk si Abel. Maklum pendakian pertamanya. Faiz dan Alvin sudah duluan ke atas. Tinggal kami bertiga yang berjalan pelan karena medannya yang tidak bisa diremehkan.

Benar kata orang bahwa Penanggungan itu "cilik nyelekit" hehehe
"Akhirnya puncak Prawitra dengan latar gunung Arjuno Welirang"

"Full team"

"Pendakian keluarga pertama sukses"

Setelah beberapa jam, sampailah kami di puncak Prawitra yang kata legenda merupakan saudara dari puncak gunung Semeru, Mahameru. Abel, bunda dan kami semua senyum sumringah. Pendakian pertama kami sebagai keluarga berhasil juga. Di depan Gunung Penanggungan, ada Gunung Arjuno dan Welirang yang seakan memanggil-manggil kami dari kejauhan. Karena semuanya tampak jelas dan mempesona.

FYI. Percayalah! di Gunung Penanggungan kalau kita berpikir naiknya itu susah dibandingkan turunnya? Itu salah! Karena lebih berat turunnya daripada naiknya! Percayalah! hehehehe......

Sampai jumpa di pendakian selanjutnya.

Komentar